Tirza Bonyadone: Kesehatan Mental Pemuda Kristen Papua, Kunci Membangun Generasi Pemimpin Bijaksana

0
3

Jayapura, 15 September 2024 — Kesehatan mental kaum muda Kristen di Papua menjadi fokus utama dalam seminar yang dibawakan oleh Tirza Bonyadone dalam rangkaian kegiatan Healing Movement Ministry (HMM) yang digelar oleh Persekutuan Pemuda Gereja Protestan Indonesia (PP GPI) di Papua. Seminar ini berlangsung di Graha Mercusuar Doa, Koya Koso, dan mengangkat tema “Rise and Renew.”

Tirza Bonyadone, yang merupakan mantan penyiar televisi nasional, menekankan pentingnya kesehatan mental sebagai bagian integral dari kehidupan iman Kristen. Dalam seminarnya, Tirza menyampaikan pentingnya kaum muda Kristen untuk mengatasi tantangan mental yang sering dihadapi di tengah tekanan hidup modern.

“Untuk saya pribadi, kegiatan ini sangat positif, terutama dalam membangun citra pemuda Kristen, khususnya di tanah Papua. Saya berharap melalui program ini, banyak jiwa yang dapat dipulihkan, dan generasi pemimpin Kristen masa depan yang bijaksana bisa dipersiapkan,” ujar Tirza di hadapan para peserta.

Dalam pandangannya, kesehatan mental tidak hanya berkaitan dengan kesejahteraan emosional, tetapi juga merupakan bagian dari tanggung jawab spiritual. “Isu kesehatan mental ini tidak hanya seputar jasmani, tetapi juga melalui rohani. Kadang kita butuh pertolongan, bukan hanya dari tenaga profesional, tetapi juga dari Tuhan dan komunitas gereja. Saya berharap pemuda Kristen bisa memiliki mental yang kuat, bukan sekadar ‘mental tempe,’ tetapi mental yang siap menghadapi tantangan hidup,” lanjut Tirza.

Ia juga menyoroti bagaimana stigma di sebagian kalangan Kristen dapat menghambat kaum muda untuk terbuka mengenai masalah kesehatan mental yang mereka alami. “Banyak yang berpikir bahwa memiliki masalah mental berarti kurang beriman. Padahal, justru di sinilah Tuhan bekerja, melalui komunitas dan bantuan profesional. Kita perlu mengubah pandangan ini di gereja,” jelas Tirza.

Lebih jauh, Tirza menyampaikan harapannya agar generasi muda Kristen dapat menjaga keseimbangan antara kesehatan mental dan iman. “Ini bukan hanya tentang edukasi, tetapi benar-benar memberi manfaat bagi teman-teman pemuda Kristen di sini. Saya berharap kita semua bisa belajar untuk terbuka, dan tidak ragu mencari bantuan ketika diperlukan,” tambahnya.

Seminar ini juga diikuti dengan diskusi terbuka, di mana para peserta diberikan ruang untuk berbagi pengalaman dan pendapat terkait kesehatan mental. “Saya melihat antusiasme yang luar biasa dari para peserta. Banyak dari mereka yang menyadari pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana hal ini mempengaruhi hubungan mereka dengan Tuhan,” ujar Tirza.

Tirza menutup sesinya dengan pesan kuat kepada para pemuda Kristen di Papua. “Harapan saya adalah agar pemuda Kristen di Papua dapat bangkit dan dipulihkan, tidak hanya dari segi mental, tetapi juga dari segi iman dan spiritual. Generasi muda ini adalah calon pemimpin Kristen masa depan yang harus hidup dalam Kristus, dengan mental yang kuat dan hati yang bijaksana,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja HMM, Salmon Hiariej, mengapresiasi kontribusi para narasumber. Ia menyampaikan, “Gereja tidak hanya berbicara tentang spiritual, tetapi juga tentang wawasan yang lebih luas, seperti kesehatan mental. Sama seperti kata Kak Tirza, harus seimbang. Pemuda GPI Papua bukan hanya perlu makanan rohani, tetapi juga makanan jasmani.”

Selama empat hari pelaksanaan kegiatan ini, dari tanggal 13 hingga 16 September, para peserta mendapatkan beragam ilmu dan inspirasi dari para narasumber yang kompeten di bidangnya. Materi yang disampaikan, mulai dari Manajemen Konflik oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Jayapura, Rocky Bebena, Personality Kepemimpinan oleh akademisi Universitas Cenderawasih, John Kalorbobir, Rise and Renew oleh Pdt. Anya Sahulata, Hati Bapa oleh Elon Ronsumbre. Tak kalah penting, topik Kesehatan Mental Kristen yang dibawakan oleh Tirza Bonyadone, serta materi Luka Batin oleh Pendeta Naomi Selan.

Keseluruhan rangkaian kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para peserta, yang tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga dorongan spiritual untuk bangkit, memperbaharui diri, dan terus melangkah dalam iman.

Penulis : Pace LK